BUW6GfAiGpr9GpdpTUr9BSMoTA==
Light Dark
Sewa Lapak Pacuan Kuda Gayo Lues Sarat Aroma Pungli.Dinas Pariwisata Bungkam, Pedagang Menjerit

Sewa Lapak Pacuan Kuda Gayo Lues Sarat Aroma Pungli.Dinas Pariwisata Bungkam, Pedagang Menjerit

×

 

Gayo Lues-Event Pacuan Kuda Tradisional Gayo Lues yang akan digelar di Stadion Buntul Nege pada 21–26 Oktober 2025 kini diselimuti bau tak sedap. Di balik gegap gempita persiapan ajang tahunan tersebut, muncul dugaan kuat adanya praktik pungutan liar (pungli) dalam penyewaan lapak pedagang.Selasa ( 21/10/2025 )

Ironinya, Dinas Pariwisata Kabupaten Gayo Lues telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait tarif standar sewa lapak, namun fakta di lapangan menunjukkan angka yang jauh berbeda.Dalam keterangan tertulis, harga resmi sewa lapak ditetapkan:

Tipe A: Rp 500.000 per kegiatan

Tipe B: Rp 400.000 per kegiatan

Tipe C: Rp 300.000 per kegiatan

Namun semua itu ternyata hanya berlaku di atas kertas putih, bukan di lapangan tempat para pedagang berjuang mencari nafkah.

Tim media bersama Munandar, sosok yang dikenal luas di lapangan dengan sebutan Safa Mafia Ucak, menemukan fakta mencengangkan. Beberapa pedagang baik dari dalam Kabupaten Gayo Lues maupun dari luar daerah,mengaku telah membayar lebih dari harga resmi.Kami disuruh bayar Rp 700 ribu untuk satu lapak tipe A. Kalau dua lapak jadi Rp 1,4 juta. Saya sendiri sudah setor Rp 1 juta sebagai DP untuk tiga lapak. Semuanya ke pihak tertentu, bukan ke dinas,” ujar salah satu pedagang yang enggan disebut namanya.

Temuan itu menimbulkan pertanyaan,siapa yang mengatur sewa lapak di balik layar, dan mengapa Dinas Pariwisata diam? Lebih ironis lagi, menurut sejumlah pedagang, pihak yang mengelola lapak bukan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gayo Lues, melainkan kelompok tertentu yang diduga “bermain” di area stadion.

Padahal, event Pacuan Kuda Gayo Lues adalah simbol budaya dan kebanggaan masyarakat Tanah Seribu Bukit. Namun, jika benar ada pihak yang menjadikannya lahan basah untuk keuntungan pribadi, maka itu adalah bentuk penghianatan terhadap amanah publik dan budaya daerah.

Tokoh masyarakat Blangkejeren, Munandar, yang turut memantau langsung situasi di lapangan, menegaskan.“Kalau Dinas Pariwisata tidak segera menindak tegas, maka dugaan pungli ini akan terus jadi tradisi busuk di setiap kegiatan daerah. Masyarakat sudah muak melihat oknum yang berlindung di balik seragam pemerintah.

Hasil konfirmasi dari Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gayo Lues menyebutkan bahwa seluruh urusan terkait kegiatan tersebut telah diserahkan sepenuhnya kepada Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI).Segala bentuk pertanggungjawaban sudah kami limpahkan kepada pihak PORDASI,” ujarnya melalui sambungan telepon WhatsApp.

Hingga berita ini diterbitkan,Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI).Kabupaten Gayo Lues belum memberikan keterangan resmi.Publik kini menunggu,apakah pihak berwenang berani membongkar permainan di balik sewa lapak ini, atau justru memilih diam dan membiarkan praktik kotor ini terus berlangsung di tanah Gayo Lues ini.

( Tim Media )

0Komentar